
Kebutuhan hidup saat ini makin lama semakin tak karuan saja. Gaji
segitu-gitu saja, sedangkan harga-harga semua naik. Alhasil, kadang tak
ada jalan lain selain berhutang. Walaupun malu, tapi yang penting bisa
memenuhi kebutuhan. Soal berhutang ini, kadang memang bisa didapatkan
dari banyak sumber. Termasuk bank-bank kecil. Terlepas dari mana
sumbernya, namun sebaik-baiknya hutang adalah sesuai kemampuan bayar.
Jangan melebihi kemampuan sehingga pas ditagih malah ngamuk-ngamuk dan
emosi.
Seperti dalam video yang satu ini. Seorang yang telah berhutang
sedang ditagih oleh petugas dan melakukan perilaku buruk. Alih-alih
membayar dan memperlakukan petugas dengan baik, si punya hutang malah
ngamuk sampai berteriak-teriak. Ajaibnya, si petugas sangat sabar
walaupun sesekali terlontar kalimat kekesalan. Lalu seperti apa kejadian
selengkapnya? Simak ulasannya berikut ini.
Sudah datang dengan baik, perlakukan sepahit pare yang diterima
Namanya saja penagih hutang, wajar dong kalau mesti menarik orang-orang
yang sudah pinjam uang. Namun demikian, kadang mereka mendapatkan
perlakuan tidak mengenakkan dari yang punya hutang. Seperti pria yang
satu ini, padahal dia sudah datang dengan sopan kepada si empunya
hutang. Bukan hanya itu, pria ini sudah sangat baik hingga memberikan
banyak kelonggaran bahkan rela datang berkali-kali datang ke rumah orang
yang punya hutang. Bukannya bersyukur telah diberikan banyak
kelonggaran, ibu yang punya hutang ini malah marah-marah karena ditagih.
Memang seperti itulah yang kebanyakan terjadi. Lantaran telah diberi
banyak kelonggaran, akhirnya si empunya hutang jadi menyepelekan hal
tersebut. Dianggap para penagih hutang itu adalah orang-orang yang bisa
terus-terusan sabar saat mereka menagih. Seperti yang dikatakan bapak
penagih hutang itu, sudah banyak kelonggaran yang diberikannya. Mulai
dari pembayaran yang kurang, penambahan waktu untuk membayar, hingga
waktu seharusnya libur pun, pria itu tetap datang untuk memenuhi janji
si pemilik hutang. Namun yang ada malah bapak penagih hutang itu yang
dimaki-maki dan diberi janji palsu. Miris memang, namun bagaimana lagi
karena memang itu tugasnya
Kalau dipikir-pikir, para penagih hutang ini bukanlah orang jahat yang
seperti kebanyakan orang kira. Mereka hanya menjalankan tugas sesuai
pekerjaannya. Jangan kira enak menjadi seorang penagih hutang.
Bagaimanapun laporan dan setoran mereka harus lengkap untuk diserahkan
pada atasan. Seperti yang dikatakan oleh bapak penagih hutang itu kalau
semua itu mesti dilakukan demi tugas. Tidak ada satupun niat jelek
darinya, asalkan orang yang punya hutang itu tahu diri. Jangan hanya
diberi janji-janji belaka tanpa ditepati. Wajar saja kalau penagih
hutang kadang marah karena ulah dari peminjam sendiri, soalnya mereka
juga seorang manusia biasa.
Akhirnya video menjadi viral di media sosial facebook setelah diunggah
oleh akun bernama Rizal Fatin Umami. Sampai saat ini, sudah empat ribu
limar ratus lebih orang yang membagikan video tersebut. Dan tentunya
banyak komentar yang beragam dari para netizen. Kebanyakan dari mereka
mengaku sangat prihatin dengan nasib bapak penagih hutang itu, namun
juga banyak yang tidak sependapat karena alasan kurang ramahnya dalam
menagih. Entah mau lebih condong ke mana, itu pilihan masing-masing.
Realitanya, memang inilah yang sering terjadi. Biasanya orang yang punya
hutang bisa jadi lebih galak daripada si penagih. Namun apakah hal itu
etis? Iya kalau memang si penagih hutang orang yang galak dan tidak
memberi tolerir. Namun jika kasusnya seperti yang ada di video itu,
pastinya hal itu menjadi pertanyaan dalam benak kita. Padahal sudah
diberi kebaikan seperti itu, namun balasannya ternyata malah perlakukan
buruk. Sebagai seorang yang memiliki hutang seharusnya lebih sadar diri
kita sudah diberi banyak kelonggaran. Sebaliknya, si penagih seharusnya
lebih sopan dalam menagih. Namun jika ternyata sudah sopan namun
perlakukan buruk yang diterima, maka empunya hutanglah sebenarnya yang
tidak beres.
Memang dari dulu, orang yang punya hutang itu kadang lebih galak ke dari
pemberi pinjaman saat ditagih. Mereka lupa bagaimana dulu meminta
pinjaman dengan memelas. Namun demikian, hutang mesti dibayar, daripada
kelak bakal dibawa mati.
Komentar
Posting Komentar