
Melihat kubu Anies-Sandi yang diisi oleh
PKS serta ormas intoleran seperti FPI dan FUI sedikit membuat saya geli.
Semakin kesini semakin terlihat ketidakkompakan mereka serta
masing-masing egois dan mementingkan kelompoknya.
Di satu sisi, ormas Islam seperti FPI dan
FUI ngebet banget mendukung Anies dengan harapan kepentingan mereka akan
terakomodasi. Mereka sangat tidak suka dengan non-muslim. Mereka ingin
membuat Jakarta lebih Islami. Kira-kira seperti itu.
Di sisi yang lain, Anies-Sandi semakin
terlihat sebagai penjilat. Anies-Sandi dengan senang hati akan menerima
dengan baik siapapun yang mendukungnya. Kebetulan di putaran pertama,
Anies-Sandi mendapat dukungan dari ormas Islam radikal semacam FUI dan
FPI.
Sebagai balas budi, Anies-Sandi
menjanjikan mereka membuat Jakarta menjadi kota yang Islami. Anies-Sandi
juga melakukan kontrak politik dengan mereka. Anies-Sandi begitu
menikmati aksi-aksi yang dilakukan mereka terutama terkait isu penistaan
agama yang menyeret Ahok. Anies-Sandi tersenyum karena berkat dukungan
ormas Islam radikal, Anies berhasil maju ke putaran dua.
Di putaran dua ini kondisinya berbeda.
Anies-Sandi melihat aksi-aksi yang dilakukan oleh ormas radikal justru
memperburuk citranya. Anies-Sandi mencium potensi kalah jika terus
didukung oleh ormas-ormas radikal.
Anies-Sandi harus segera melakukan manuver
jika tidak ingin kalah. Mental penjilat Anies-Sandi semakin kentara.
Mereka yang di putaran pertama mengkampanyekan Jakarta yang lebih
religius, di putaran dua mereka menyauarakan Jakarta plural. Mereka juga
mencari dukungan dari non-muslim.
Pucuk dicinta, ulampun tiba. Sejumlah
pendeta yang tergabung dalam komunitas Batak Marbisuk menyatakan
dukungan untuk Anies-Sani. Pendeta yang mendukung Anies berharap ada
kemudahan membangun rumah ibadah bagi kaum kristiani jika memenangkan
Pilkada DKI Jakarta 2017.
Menanggapi permintaan tersebut, Anies
memastikan akan menegakkan aturan. Penegakan aturan dinilai dapat
menumbuhkan rasa keadilan bagi semua warga Jakarta.
“(Dibantu) semua (pembangunan rumah
ibadah), sesuai dengan peraturan. Sehingga dengan begitu, ada keadilan.
Jangan sampai ada beda perbedaan,” kata Anies
Menurut dia, warga Jakarta pada dasarnya
bhineka atau beragam. Jika Anies memenangkan Pilkada, dia berjanji akan
memperlakukan semua warga setara, tidak ada keberpihakan yang berat
sebelah.
“Karena itu saya berkomunikasi dengan
semua, yang kanan, yang kiri, yang atas, yang bawah komunikasi semua.
Tidak ada kekhawatiran untuk komunikasi dengan siapa saja karena seorang
gubernur adalah gubernur bagi semua, bukan bagi sebagian,” tutur Anies.
Anies turut menyinggung pandangan Martin
Luther King yang menyebutkan kedamaian ada bukan karena tidak ada
kekerasan. Kedamaian disebut tercipta karena ada rasa keadilan bagi
semua.
“Kami bangun rasa keadilan di Jakarta, Insya Allah muncul kedamaian, saling menghormati, saling menghargai,” ujar Anies.
Pembaca seword bisa melihat sendiri
bagaimana tutur kata halus Anies-Sandi sebenarnya mengandung kelicikan
yang luar biasa. Anies benar-benar sosok penjilat kepada siapapun yang
mendukungnya.
Menarik untuk ditunggu mengapa sampai
sekarang FUI dan FPI diam melihat tingkah Anies-Sandi yang akan
menjanjikan membangun gereja untuk umat kristiani. Jelas ini
mengkhianati kontrak politik dengan ormas Islam. Yang saya heran mengapa
FPI dan FUI tidak protes keras kepada kebijakan Anies yang akan
membangun gereja. Semakin banyak gereja yang dibangun seharusnya membuat
eksistensi mereka terancam.
Saya melihat sedang ada penyesalan di kubu
ormas Islam yang mendukung Anies. Mereka keliru menganggap Anies-Sandi
adalah orang polos yang bisa mereka kendalikan. Mereka tidak menyangkan
ternyata Anies-Sandi adalah sosok yang sangat licik dan penjilat.
Anies-Sandi sudah mulai mengkhianati mereka.
Dipikir-pikir masih mending Ahok yang
meskipun non-muslim justru Ahok membangun masjid bukan gereja. Semakin
banyak masjid yang dibangun sebenarnya juga membuat eksistensi umat
Islam semakin terlihat di Jakarta. Namun bodohnya mereka tidak mendukung
Ahok dan malah mendukung Anies-Sandi yang penjilat dan justru akan
memperbanyak membangun gereja.heheh
Diam adalah pilihan tepat untuk mereka
saat ini. Mereka sedang butuh kendaraan untuk mengakomodasi kepentingan
mereka. Jika mereka bersuara dan protes kepada Anies-Sandi mereka juga
akan semakin dikucilkan karena tidak punya teman. Jika kemudian mereka
berpaling ke Ahok, jelas ini semakin memalukan mereka. Ini sama saja
mereka menjilat ludah sendiri. Jadi diam adalah pilihan yang terbaik
untuk saat ini. heheh
{Rjpkr88newsflash}

Komentar
Posting Komentar