
Yang satu tengil, bacotnya keras, gaya kreak, kalau orang Medan bilang CIBAN (Cina Bandal), Agama Kristen.
Yang satu
lagi, malas ngomong, gayanya santai, kalau orang Jawa bilang kemayu, Agama
Islam.
Berbeda
suku, berbeda agama dan berbeda karakter.
Namun kalau
soal kerja, mereka berdua pekerja keras.
Kalau soal
watak, mereka berdua berwatak keras.
Perbedaan
ini yang menyatukan mereka dalam ikatan yang erat sebagai saudara kandung dari
rahim ibu pertiwi.
Bagaikan
gula dan kopi, pahit dan manis berbaur menjadi satu bersama air yang yang
keluar dari tanah air Indonesia.
Mereka mampu
menimbulkan rasa yang begitu luar biasa bagi sebagian besar rakyat Indonesia.
Masalah demi
masalah mampu mereka selesaikan satu persatu.
Para
poli-tikus sebagian mampu mereka kandangi, Sebagian bersembunyi dan mengintip
dibalik lubang persembunyiannya berharap ada kesempatan mencuri keju dalam
lemari es, dan sebagian lagi saat ini bagaikan jerry yang sedang diuber-uber
oleh tom.
Inilah kisah
dua kakak beradik yang bersatu sejak berpasangan menjadi gubernur dan wakil
gubernur di ibu kota Negara Indonesia.
Berpisah
karena kenaikan kelas, yang sang kakak naik kelas dari gubernur menjadi seorang
presiden, sedangkan sang adik naik kelas dari wakil gubernur menjadi gubernur.
Karya nyata pun
diciptakan mereka berdua.
Sang kakak
yang jelas lebih berat tugasnya dengan santai tapi pasti mampu merubah suatu
Negara kaya tapi miskin menjadi Negara yang megah dan mulai diperhitungkan
didunia.
Dibantu sang
adik Yang memberi contoh nyata bagi seluruh provinsi yang ada dinegaranya
dengan kerja nyata juga. Bagaikan disulap kini Jakarta berangsur pulih.
Dapat
dibayangkan Indonesia akan disulap menjadi Negara megah nan maju dari
keterpurukan dan kekumuhan.
Tinggal
merubah pola pikir masyarakat yang primitif, malas, iri, dan dengki.
Pola pikir
seperti inilah yang membuat bangsa Indonesia lama terjajah, baik terjajah dari
bangsa asing, maupun terjajah oleh bangsa sendri.
Sebagian
besar masyarakat Indonesia sangat mudah dibodohi, diperalat, diadu domba, hingga
akhirnya menjadi pengkhianat bangsa sendiri.
Sebab itulah
mental bangsa Indonesia harus direvolusi.
Bersama kita
junjung tinggi UUD 1945, Pancasila dan Bhinneka tunggal Ika untuk NKRI
tercinta.
Jokowi dan
Ahok adalah pejuang dan bahkan pahlawan Indonesia masa kini.
Pengganti
mereka kelak harus bisa lebih baik dari mereka.
Untuk
mendapatkan pemimpin yang lebih baik dari mereka kelak, seluruh rakyat
Indonesia harus cerdas dalam menilai calon-calon pemimpin diseluruh wilayah
Indonesia.
Salam
revolusi mental.
{Rjpkr88newsflash}
Komentar
Posting Komentar