
Salut, satu kata yang sepertinya tidak
cukup untuk diberikan kepada para Timses Paslon no.2 ini. Bagaimana
tidak, baru saja timses Ahok-Djarot mengatakan ada sekitar Rp 6,59
miliar dana kampanye yang tersisa saat ini. Dengan rincian ada Rp 1,77
miliar yang tidak diketahui jelas siapa pengirimnya. “Saldo per 10
Februari ada sekitar Rp 6,59 miliar. Sisanya seperti Rp 1,77 miliar akan
kita konsultasikan kepada KPUD, dengan auditor. Jika dinyatakan auditor
tidak lengkap, masalah, akan kita berikan kepada khas negara.” Kata
Bendahara timses Ahok-Djarot, Charles Honoris, di rumah pemenangan di
jalan Borobudur, Menteng, Minggu, 12 Februari 2107.
Pemimpin yang lurus pasti bawahannya juga lurus,
sering sekali kata-kata itu keluar dari ucapan seorang Ahok. Dan baru
saja, dia membuktikan itu, dengan tranparansi dana kampanye mereka yang
tersisa. Keinginan untuk memberikan dana itu ke khas negera, saya yakin
sudah melalui diskusi terlebih dahulu dengan Ahok-Djarot, sehingga
mereka membulatkan tekad untuk iklas memberikan sisa dana kampanye
mereka.
Jika dipikir-pikir, kalau pak Ahok mau,
dia bisa memasukkan uang tersebut ke rekening pribadinya, tanpa perlu
dideklrasi ke pers. Lumayan untuk antisipasi, manatau kalah di pemilu
nanti apabila nasib kurang beruntung. Hahaha.!
Namun pak Ahok kembali menunjukkan
konsistensi dan integritasnya sebagai pemimpin sejati, yang tidak hanya
mau memikirkan kesenangannya semata. Lantas, bagaimana dengan kubu
seberang.? Sayapun bertanya-tanya, karena sampai pada detik ini, baik
paslon nomor 1 dan 3 belum juga membuka berapa sisa dana kampanye mereka
yang tersisa.
Pembaca seword.com perlu kalian ketahui
sisa dana sebesar ini, belum pernah ada sepanjang sejarah kampanye baik
pemilu atau pilkada di Indonesia. Saya tidak tahu, mengapa selama ini
tidak ada sisa dari dana kampanye, apakah benar-benar ludes untuk
kampanye atau masuk kantong pribadi. Saya tidak sedang seuzon, hanya
saja penasaran, masa sih tidak ada sisa.!
Sebelumnya tidak ada peraturan yang
mengkhususkan sisa dana kampanye masuk ke kantong kas negara,
sebagaimana yang dikatakan Charles Honoris, “karena tidak ada aturan
akan diserahkan kepada kas negara atau apa sehingga akan kami
konsultasikan akan diapakan dana ini. Bisa saja di setor ke negara,
tergantung nanti setelah kita konsultasikan,” jelas dia.
Ini semakin menguatkan kita untuk tetap
yakin, mendukung Ahok-Djarot karena berani dan tulus iklas menyerahkan
sisa dana mereka. Saya ragu jika hal seperti ini terjadi kepada paslon
no.1 dan 3, apabila mereka memiliki dana yang lebih, mungkin mereka
tidak berniat memberikannya kepada negara.
Jika sudah seperti ini, nikmat Allah yang
mana yang engkau dustakan wahai FPI dkk, masih sanggup mengatakan Ahok
raja korupsi, seperti tuduhan kalian dalam proyek reklamasi, atau RS.
Sumber Waras. Saya tidak percaya mereka bisa menerima kenyataan ini,
karena FPI tidak memiliki mata untuk melihat, dan hati untuk merasakan.
{Rjpkr88newsflash}
Komentar
Posting Komentar