Hari Jumat (10/2/2017) yang lalu telah
diselenggarakan debat terakhir Pilkada DKI Jakarta. Debat ini
berlangsung cukup panas, salah satunya saat Sylviana Murni bertaya pada
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengenai keberadaan penyandang disabilitas
di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Sylviana mengaku ingin bicara soal hal
konkrit. Dia lalu menceritakan pengalamannya panen saat jadi Walikota
Jakarta Pusat. Dia juga heran mengapa PKK sebagai elemen terdepan dalam
pemberdayaan perempuan gerakannya saat ini dibatasi oleh Ahok.
"Empowerment itu penting," tegasnya.
Momen itu sempat membuat panas suasana
debat karena Ahok menyebut jika apa yang diucapkan oleh Sylviana adalah
opini yang menyesatkan.
"Soal disabilitas bekerja di Balai Kota,
Ibu Sylvi ini selama ini kemana aja? Kita ini sudah 1 persen pekerja
disabilitas loh," sindir Ahok.
Sementara itu, sebuah cerita yang
menarik justru datang dari putra tampan penyanyi kawakan Dewi Yull.
Surya Sahetapy, putra Dewi Yull yang beberapa waktu lalu sempat menjadi
viral tersebut ternyata punya cerita yang menarik soal kesempatan
penyandang disabilitas untuk bekerja.
Seperti yang diketahui, Surya merupakan
penyandang disabilitas karena ia tuli. Kondisi tuli tersebut otomatis
juga menyebabkan dirinya menjadi kurang lancar berkomunikasi. Surya
divonis dokter tuli berat sejak usianya masih dua tahun. Derajat
ketulian telinga kanannya 105 decibel, sementara telinga kirinya
mencapai 115 desibel. Sementara itu, derajat pendengaran normal adalah 0
hingga 20 desibel. Namun kondisi itu rupanya tak menghalangi dirinya
untuk mendapat kesempatan yang sama seperti orang lain.
Surya ternyata pernah magang di kantor
milik Ahok. Hal itu diceritakan sendiri oleh Dewi Yull pada awak media
dalam sebuah kesempatan.
"Kemarin (Surya) magang di (kantor) Pak
Ahok selama empat bulan. Jadi pegawai," ucapnya saat menghadiri gala
premiere film Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara di CGV Blitz Grand
Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (2/5/2016) malam.
Ia bercerita, awalnya Surya mendaftar
untuk program magang periode Desember 2015 hingga Maret 2016. Ketika itu
Surya masih menempuh semester IV di Universitas Siswa Bangsa
Internasional (SBI) Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris itu. Ada sejumlah
syarat yang harus dipenuhi, yakni menyertakan curriculum vitae, surat
lamaran, transkrip nilai, dan surat rekomendasi dari pimpinan lembaga
atau perguruan tinggi.
Ia juga harus membuat sebuah esai berisi
500 kata tentang motivasi mengikuti program, rekomendasi kebijakan,
serta berkait program unggulan Pemprov DKI.
Surya juga diwajibkan mengikuti tes.
Surya juga diwajibkan mengikuti tes.
"Tes ada 400 orang, yang lulus 22 orang, termasuk dia," kata Dewi sambil tersenyum.
Setelah magang, Surya kemudian mempersiapkan diri untuk bisa lulus jenjang pendidikan D-3 pada akhir tahun ini.
"Amin. Karena kemarin magang di Pak Ahok, jadi dia mundurkan lagi D-3 sampai semester IV," ujarnya.
Komentar
Posting Komentar