'Bulan Merah Darah' dan Pertanda Seram di Kota Para Miliarder AS
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Suatu malam pada September 2015, Bulan yang merekah tak lagi kelabu.
Warnanya memerah seperti darah. Sementara itu di Bumi, air menggenangi
area elite di Miami, Florida, Amerika Serikat. Kotanya para miliarder.
Kondominium
mewah tergenang air, mobil-mobil Porsche terbenam, taman dengan
pohon-pohon palem nan mahal bak sungai, dan para keluarga kaya terpaksa
bepergian melewati sungai berbau busuk.
Itu bukan 'ramalan kiamat' yang terbukti terkait gerhana bulan 'blood moon',
seperti yang pernah disampaikan pemuka agama, John Hage: "Bahwa
tanda-tanda 'hari Tuhan yang dahsyat' adalah matahari menjadi gelap dan Bulan menjadi semerah darah."
Saat supermoon terjadi, Bulan terlihat 14 persen lebih besar dari biasanya, fenomena itu juga bisa memicu 'king tides' -- pasang tinggi akibat daya tarik satelit Bumi. Air laut pun meluap hingga masuk ke rumah-rumah warga.
Ke depan, masalah yang dihadapi penduduk Miami makin parah.
Jayantha Obeysekera dari Water Management District menjelaskan kepada The New Yorker, karena letaknya, Miami dan area di sekitarnya dihadapkan pada tiga cobaan beruntun yang disebut “triple-whammy.”
Yang pertama adalah peningkatan permukaan air laut secara cepat hampir 1
inci (sekitar 2,5 cm) setiap 12 menit, hampir 10 kali lipat dari
rata-rata peningkatan permukaan air laut global.
Yang kedua
adalah kenaikan muka air yang menyebabkan makin sedikitnya ruang yang
tersedia untuk menyerap air hujan, karena wilayah tersebut berada hanya 6
kaki atau sekitar 182 cm di atas permukaan laut.
Yang ketiga adalah peningkatan curah hujan secara ekstrem di seluruh dunia.
Saluran air yang dibangun untuk mengalirkan air hujan ke arah teluk
sekarang malah membawa air dari teluk ke jalanan. Sistem saluran
pembuangan sering sekali bocor hingga sering jadi alasan tuntutan hukum
ke pihak pemerintah.
Banjir di
Miami yang terkait fenomena langit 'blood moon' (Credit Environmental
Protection and Growth Management Department, Broward County) Pantai Miami, yang terletak di sebuah pulau beberapa kilometer
dari pantai, sudah menghabiskan dana ratusan juta dolar dalam upaya
membendung air pasang, dan masih akan ada beberapa ratus juta dolar lagi
yang dianggarkan. Wali Kota menaikkan pajak untuk mendanai pengadaan 60 pompa bawah
tanah yang akan menyedot air dari jalanan dan mengalirkannya ke teluk.
Anehnya, di Sunset Harbour, salah satu lingkungan yang lokasinya paling rendah, jalanan naik hingga lebih tinggi dari trotoar.
Walau pasang besar September kemarin sudah berlalu, masalah ini belum benar-benar selesai.
Kali berikutnya ketika peristiwa bulan raksasa seperti ini muncul kembali, pasang besar bisa kembali datang menyerang.
Hal
Wanless dari Departemen Ilmu Geologi University of Miami menjelaskan,
dia yakin perusahaan asuransi akan segera menghentikan penjualan premi
di perumahaan seharga jutaan dolar di sekitar Biscayne Bay.
Jika
permukaan laut naik 2 meter lagi, rumah-rumah di lingkungan eksklusif
ini mungkin hanya akan bisa dijangkau dengan menggunakan perahu.
Air
menggenangi area elite di Miami, Amerika Serikat saat fenomena bulan
merah darah (Credit Environmental Protection and Growth Management
Department, Broward County) Miami menempati urutan kedua setelah Guangzhou, China, dalam
daftar kota dengan aset-aset yang rentan terhadap naiknya air laut.
Bahkan Presiden Barack Obama sudah memperingatkan dampak membahayakan kondisi cuaca ekstrem ini terhadap South Florida.
Air
bersih di lahan basah Everglades menjadi makin asin dan bisa mengancam
ketersediaan air bagi penduduk setempat. Belum jelas apa solusi masalah
ini, dan tak ada yang bisa memastikan seberapa cepat ini akan terjadi. Karena lahan tersebut dulunya terendam air dan terbuat dari batu
kapur berpori, membangun bendungan hanya akan mengalihkan arah banjir,
bukan menyingkirkannya. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang
insinyur kota, “Apa yang akan Anda lakukan kalau airnya naik melalui
tanah?”
Banyak yang menggantungkan harapan pada munculnya
teknologi masa depan yang bisa secara ajaib menangkal pasang. Jika
teknologi itu tak kunjung terwujud, tujuan wisata populer tersebut
mungkin bakal terendam air kurang dari 50 tahun lagi.
Miami bisa
jadi berubah menjadi Venesia baru. Atau, jauh di masa depan, mengulangi
takdir Atlantis yang tenggelam tanpa jejak. (*)
Komentar
Posting Komentar